Thursday, September 29, 2016

MITOLOGI ATAPOLO DALAM MASYARAKAT ENDE LIO




Asal-usul terjadinya Ata polo dan motivasi menjadi Ata polo
Pada zaman dahulu dalam masyarakat Lio berlaku status tuan-hamba atau kaya-miskin. Seringkali dalam kehidupan sehari-hari mereka yang berstatus sebagai hamba dipojokan bahkan dikucilkan dari lingkup pergaulan masyarakat setempat. Mereka diharuskan untuk taat kepada tuannya. Hamba atau koo memiliki prilaku yang berbeda dengan orang dari strata sosial lain yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh tekanan dari mereka yang berstatus lebih tinggi sehingga menyebabkan para Koo terkurung dalam rasa malu dan rendah diri serta lebih cenderung untuk mengurung diri/memisahkan diri dari pergaulan umum. Mereka juga hidup terpisah dari masyarakat umumnya dan makan di tempat gelap serta meminta-minta sedekah.
Karena seringnya dianggap rendah dan dilecehkan, sehingga koo kemudian berusaha untuk mencari kekuatan yang dapat digunakan untuk membalas sakit hati dan untuk menjamin harga diri serta keberadaanya. Tak jarang koo memilih jalan pintas yang dianggap pantas untuk memperoleh apa yang diinginkan yakni dengan bekerjasama/bersekutu dengan roh jahat (polo). Setelah bersekutu dengan roh jahat dan memiliki kekuatan gaib maka koo akan menunjukkan prilaku yang berbeda dengan dari orang kebanyakan. Misalnya, matanya menjadi merah, tatapannya tajam dan suka berkeliaran pada malam hari. Dari prilaku yang berbeda ini koo kemudian disebut koo polo. Koo artinya hamba dan polo artiya orang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dari orang kebanyakkan. Pandangan ini kemudian hari berkembang karena maraknya koo yang bersekutu degnan polo. Kekuatan jahat hasil persekutuan dengan polo digunakan untuk menyantet orang yang tidak mereka disukai atau yang menimbulkan iri hati dalam diri mereka. Santet adalah suatu tindakan. Santet yang dilancarkan tidak saja menyebabkan orang bersangkutan sakit tetapi dapat juga menyebabkan kematian. Mereka kemudian disebut ata polo atau suanggi karena persekutuan mereka dengan roh jahat dan tindak kejahatan yang mereka perbuat. Ada pun beberapa motivasi yang mendorong orang untuk menjadi suanggi:
Untuk mempertahankan kekuasaan sebagai mosalaki atau kepala suku (polo ana tana )
Adanya rasa iri hati, sakit hati, cemburu atas kesuksesan orang lain juga dendam (polo wera dan polo kesu). Hal ini biasanya dialami oleh koo.
Untuk dapat disegani orang dan tidak dilecehkan.
Macam-macam Praktek Ata polo dan Cara Kerjanya
Macam-macam praktek ata polo sesuai dengan jenis ata polo. Ada pun jenis dan praktek ata polo:
1.Polo Wera
Polo Wera lahir karena rasa iri hati terhadap orang lain yang lebih mapan ekonominya, cemburu atas kesuksesan yang diperoleh seseorang, dendam kepada orang yang tidak memenuhi keinginannya atau yang menyakiti hatinya. Polo Wera beraksi pada malam hari dan bisa berubah wujud (polo mbale mbeo) dalam bentuk seperti kucing, cicak, tikus, ular dan dalam bentuk lainnya. Mereka biasanya muncul secara tiba-tiba dan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa melihat dan mengetahui bahwa itu adalah jelmaan dari roh jahat.
2 Polo Kesu
Ata Polo jenis ini pada hakikatnya bermula dari orang yang berkekurangan dan sering dilecehkan dalam masyarakat. Meskipun demikian, orang tersebut sangat berambisius untuk memperoleh kelimpahan harta dalam masyarakat sehingga cenderung melakukan penyembahan-penyembahan secara rahasia terhadap benda-benda yang dianggap keramat di luar dari tata cara adat istiadat Lio. Ini artinya benda-benda tersebut tidak termasuk dalam unsur-unsur pemujaan bagi masyarakat Lio. Setelah melakukan pemujaan orang tersebut mendapat ilham misalnya dia harus ke hutan dan mencari buah kenari. Buah kenari yang jatuh terlalu banyak membuat orang tersebut kewalahan untuk menampungnya sehingga dia akan pingsan untuk sesaat. Pada saat itulah proses reinkarnasi sedang berlangsung yang mengubah seseorang menjadi ata polo. Proses ini dinamakan kesu, yang meenjadikan asal muasal seseorang disebutata polo kesu. Untuk membedahkan ciri-ciri ata polo jenis ini cukup dilihat dari perilakunya yang aneh dalam bermasyarakat, contohnya; sorot matanya cukup tajam, matanya memerah jika menatap orang lain, mengungkapkan kemarahan kepada orang lain dengan selalu melontarkan kata-kata yang bermakna kiasan, bayangan raganya sering dijumpai berkeliaran pada tengah malam di saat orang lain sedang terlelap tidur dan dapat berubah wujud (menjelma) menjadi apa saja. Ata polo kesu, mempunyai kesaktian yang luar biasa dari jenis ata polo lainnya bahkan pada tingkat tertentu ata polo kesu ini diyakini bisa terbang pada malam hari. Biasanya, ata polo jenis ini tidak sembarangan menyerang (menyantet) setiap orang yang dijumpainya kecuali ia merasa dilecehkan atau tidak dihargai oleh orang yang akan menjadi korbannya. Namun diketahui ata polo jenis ini tidak mudah tersinggung. Jenis-jenis ata polo kesu seperti : polo pesa bebeo yaitu ata polo yang masih berada pada taraf belajar untuk menggunakan ilmu yang diperoleh. Dan polo pesa mbeo yaitu ata polo yang sudah mahir dalam menggunakan ilmu yang dimiliki.
3. Polo Jou
Masyarakat Lio pada umumnya beranggapan bahwa ata polo jenis ini adalah yang paling unik dari jenis lainnya. Keunikan Polo Jou terletak pada aksi-aksi fenomenalnya yang selalu menimbulkan reaksi negatif dari masyarakat setempat misalnya; secara terselubung sering mengukuhkan diri sebagai yang terkuat, tertinggi, terbaik, terhebat bahkan kerap menunjukan arogansinya sehingga menimbulkan keresahan dalam masyarakat. Pada dasarnya, polo jou adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan daripolo ana tana dan polo kesu. Karena polo jou berguru pada polo ana tana atau polo kesu untuk memperoleh kekuatan gaib. Adapun beberapa tahap yang harus dilewati untuk menjadi polo jou :
  • Menemui polo ana tana atau polo kesu untuk berguru pada mereka.
  • Harus memenuhi beberapa persyaratan yang diajukan. Misalnya soal sesajen dan cara berhubungan dengan roh-roh halus.
  • Wajib menyatakan sumpah untuk tidak melanggar etika di dalam komunitasnya sendiri dan harus menyerahkan diri seutuhnya serta mempunyai keyakinan yang sangat kuat supaya tujuannya bisa tercapai. Etika yang dimaksudkan di sini adalah tata aturan yang berada dalam komunitas ata polo tersebut.]
  • Harus menjaga kerahasiaan meskipun ada sesuatu hal terburuk yang akan terjadi di kemudian hari.
  • Berani menanggung resiko dari segala macam perbuatan terhadap masyarakat.
Setelah semua persyaratan yang disebutkan di atas bisa terpenuhi, selanjutnya orang tersebut memasuki proses pengisian ilmu gaib yaitu: dapat melalui air yang disuguhkan, dimandikan ataupun dengan cara memakan beberapa bulir beras merah yang dalam bahasa Lio disebut dengan Puu Pare Laka. Sudah tentu hal ini berlangsung secara tersembunyi.
Dari poin-poin yang disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya bukan hal yang mudah untuk menjadi ata polo jou. Namun, kenyataan menunjukkan ada banyak orang yang menjadi penganut aliran ini. Pada dasarnya aliran ata polojenis ini dimaksudkan untuk suatu tujuan yang baik yaitu untuk membentengi diri dari serangan hal-hal yang bersifat mistik (gaib). Akan tetapi seiring berjalannya waktu ata polo jenis ini kerap kali sulit mengontrol kekuatan gaib yang ada dalam dirinya, dan kerap melanggar beberapa persyaratan yang sudah ditentukan di atas sehingga dapat menunjukan ciri-ciri dan keunikankeunikan seperti;
  • Menyantet setiap orang yang tidak disukainya dan bisa mengakibatkan hilangnya nyawa orang tersebut.
  • Suka membangkang dan Iri hati kepada orang lain yang lebih mampu dari sisi ekonomi.
  • Menghasut orang lain.
  • Menyatakan diri yang terbaik, terhebat, paling sakti dari orang lain dan sebagainya.
  • Sama seperti ata polo kesu, ciri-ciri ata polo jenis ini juga dapat dilihat dari perilaku yang cukup aneh, sorot matanya juga cukup tajam, matanya memerah jika menatap orang lain, mengungkapkan kemarahan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa-bahasa kiasan namun perbedaannya dengan ata polo kesuadalah ata polo jou lebih gampang tersinggung dan mudah marah.
Menurut kepercayaan masyarakat Lio, pada tingkat tertentu ata polo jenis ini diketahui setelah menyantet korbannnya. Mereka kerap memakan korbannya yang sudah meninggal setelah empat hari penguburan melalui ritual khusus yang dilakukan pada malam hari oleh komunitas ata polo. Ritus ini bertujuan untuk melengkapi kesaktian mereka. Dalam ritual tersebut para ata polo hadir dalam rupa roh atau dalam bentuk mahkluk jelmaan lainnya seperti hewan agar tidak dikenali.
Akibat dari praktek Ata polo ini akan membawa dampak dalam kehidupan pribadi atapolo maupun dalam kehidupan social masyarakay misalnya:
  • Harus ada tumbal yang diberikan sebagai imbalan untuk kekuatan yang diperoleh. Misalnya, ada anggota keluarga yang harus menjadi korban atau ata polo harus mencari korban lain yang dapat menjadi tumbal.
  • Kehadiran ata polo juga dapat merusak kerukunan hidup bersama karena keresahan yang di timbulkan dari tindak menyantet atau membunuh orang yang tidak disukai
  • Akibat dari praktek suanggi ini juga menyebabkan orang yang dianggap suanggi dijauhi oleh masyarakat karena perbuatannya yang tidak baik dan mangancam kehidupan masyarakat.
  • Dapat menimbulkan salah paham di antara anggota masyarakat karena salah menduga orang yang dianggap suanggi yang juga berdampak pada pembunuhan.
  • Dapat menimbulkan korban jiwa orang-orang yang tidak bersalah (akibat iri hati).
    Menjauhkan orang yang bersekutu dengan suanggi juga orang yang terpengaruh karena dari hubungan yang akrab dengan Tuhan.
  • Merusak tatanan kehidupn social karena munculnya sikap saling curiga
referens: https://athanua.wordpress.com/2016/01/25/atapolo-magic-dalam-masyarakat-ende-lio/

No comments: