Monday, October 24, 2016

Download Film Ketika Bung di Ende




Produser          : Catur Puji Sulistyawan
Sutradara         : Viva Westi
Penulis             : Viva WestiTubagus Deddy
Pemeran           :Baim WongParamitha RusadyNiniek L KarimTio PakusadewoHans de Kraker

Sinopsis
            Karena aktivitas politiknya, Soekarno diasingkan ke Ende pada 1934. Ia pergi bersama istri Inggit Garnasih, anak Ratna Djuami alias Omi, dan ibu mertuanya Amsi. Masa awal di pengasingan itu dilalui dengan sulit. Yang paling menyakitkan adalah rakyat setempat tidak ada yang berani bertegur-sapa dengannya dan kemana-mana ia selalu diikuti oleh polisi.
            Sedikit demi sedikit ia mulai bisa bergaul (ia memulainya dengan mengadakan pengajian) dan banyak membaca di perpustakaan pastoran Ende. Di sini pula ia banyak berdiskusi dengan Pastor Huytink yang meramalkannya bahwa ia akan jadi presiden. Pastor ini pula yang membelanya ketika Soekarno mengajak kawan-kawan barunya itu untuk berlatih sandiwara dengan naskah yang ditulisnya sendiri. Naskah yang pernah ditulisnya antara lain Rahasia Kelimoetoe dan Indonesia 1945.
            Pengasingan yang membuatnya banyak merenung ini membuat dia sampai pada konsep dasar negara yang pada 1945 dirumuskan sebagai Pancasila. Ketika ia sakit keras, Inggit menulis surat kepada MH Thamrin, agar Soekarno dipindah. Berkat bantuan Thamrin, Soekarno pindah ke Bengkulu setelah empat tahun di Ende.

silahkan download filmnya disini

Saturday, October 22, 2016

CERITA RAKYAT ENDE-LIO #4 (Rendo Rate Rua )



Dahulu kala tahun 1561, benteng portugis dibangun di Kemo, yang pasti bahwa beberapa tahun kemudian terjadi pertempuran hebat antara orang portugis, penduduk pribumi kemudian dengan belanda.
            Salah satu nama komander (komandan) benteng bernama Louis Fernando. Karena kumisnya yang panjang melingkar, penduduk pribumi menyebutnya dengan julukan Louis Fernando Ata Kumi Toro, yang berarti Louis Fernando yang berkumis merah. Dia memiliki seorang anak gadis, hasil perkawinan campuran dengan gadis numba (sebuah desa kecil bagian utara diseberang pulau ende). Anak gadis itu bernama Rendo.
             Rendo, dimasa hidupnya menjalin kasih dengan seorang pemuda bernama Djebe Djawa (seorang pelayan yang bekerja di benteng ayahnya). Pada saat yang bersamaan, seorang pemuda lainnya yang gagah berani dari seberang jatuh hati pula padanya. Namanya Ndoke Rua.
            Namun cinta Ndoke Rua ditepis sebelah mata oleh Rendo. Akibat rasa cemburu yang teramat mendalam serta cinta yang menggebu-gebu, terjadilah salah paham dan pertempuran antara Portugis dengan armada bajak laut yang dipimpin Ndoke Rua tadi. Louis Fernando dan Djebe Djawa meninggal dalam pertempuran itu. Kemudian si Rendo bersama seorang dayangnya bernama Tonjo lari dan bersembunyi.
            Akhir cerita itu, mereka meninggal di ekoreko. Hingga saat ini, cerita itu berkembang ditengah masyarakat dengan sebutan Rendo Rate Rua (=Rendo yang memiliki dua kuburan). Bung Karno (Presiden RI pertama) pernah mengangkat cerita itu dalam sebuah pentas bersama klub drama Toneel Kelimutu-nya sewaktu pembuangan beliau di Ende tahun 1934 – 1938.