Saturday, October 22, 2016

CERITA RAKYAT ENDE-LIO #4 (Rendo Rate Rua )



Dahulu kala tahun 1561, benteng portugis dibangun di Kemo, yang pasti bahwa beberapa tahun kemudian terjadi pertempuran hebat antara orang portugis, penduduk pribumi kemudian dengan belanda.
            Salah satu nama komander (komandan) benteng bernama Louis Fernando. Karena kumisnya yang panjang melingkar, penduduk pribumi menyebutnya dengan julukan Louis Fernando Ata Kumi Toro, yang berarti Louis Fernando yang berkumis merah. Dia memiliki seorang anak gadis, hasil perkawinan campuran dengan gadis numba (sebuah desa kecil bagian utara diseberang pulau ende). Anak gadis itu bernama Rendo.
             Rendo, dimasa hidupnya menjalin kasih dengan seorang pemuda bernama Djebe Djawa (seorang pelayan yang bekerja di benteng ayahnya). Pada saat yang bersamaan, seorang pemuda lainnya yang gagah berani dari seberang jatuh hati pula padanya. Namanya Ndoke Rua.
            Namun cinta Ndoke Rua ditepis sebelah mata oleh Rendo. Akibat rasa cemburu yang teramat mendalam serta cinta yang menggebu-gebu, terjadilah salah paham dan pertempuran antara Portugis dengan armada bajak laut yang dipimpin Ndoke Rua tadi. Louis Fernando dan Djebe Djawa meninggal dalam pertempuran itu. Kemudian si Rendo bersama seorang dayangnya bernama Tonjo lari dan bersembunyi.
            Akhir cerita itu, mereka meninggal di ekoreko. Hingga saat ini, cerita itu berkembang ditengah masyarakat dengan sebutan Rendo Rate Rua (=Rendo yang memiliki dua kuburan). Bung Karno (Presiden RI pertama) pernah mengangkat cerita itu dalam sebuah pentas bersama klub drama Toneel Kelimutu-nya sewaktu pembuangan beliau di Ende tahun 1934 – 1938.


No comments: