Aksara Lota berasal
dari Aksara Bugis di Kerajaan Goa yang datang ke Ende pada era Raja
kerajaan Goa XIV . Manggarangi Daeng Manrabia sebagai Sultan Alaudin
(1593-1639) kemudian diadaptasi Aksara Lota dengan
sistem bahasa dan budaya warga di Ende. Lota berasal dari kata Lontar
karena teks ini/script ditulis pada daun lontar. Teks biasanya doa,
pelajaran moral, pelajaran hidup, dan pesan cinta dengan alam. Pada waktu
itu, ketika orang melakukan acara ritual, mereka membaca puisi dan lagu
tradisional yang ditulis dalam Aksara Lota . Mereka
juga melakukannya ketika siapa pun dari mereka merayakan khitanan putra mereka
atau merayakan rumah baru mereka.
Cerita
hidup yang ditulis dalam Aksara Lota yang
dibaca agar warga mendapat pelajaran dari itu. Ini juga mengajarkan orang
untuk mencintai nenek moyang mereka. Melalui Aksara Lota ,
kita tahu sejarah dan nilai itu, juga pelajaran hidup dari sejarah. Namun,
hampir tidak ada yang akan menggunakan Aksara Lota di
Ende. Orang cenderung untuk mengajar anak-anak mereka untuk membaca dan
menulis bahasa lainya.
No comments:
Post a Comment