Gunung Kelimutu ( 1641 m dpl ) tumbuh di dalam Kaldera
Sokoria atau tubusa bersama dengan G. Kelido
( 1496 m dpl ) dan G. Kelibara ( 1740 m dpl ). Ketiganya membangun kompleks
yang yang bersambungan kecuali G. Kelibara yang terpisan oleh lembah dari
Kaldera Sokoria. Letak puncak-puncak gunung api ini terjadi karena perpindahan
titik erupsi melalui sebuah celaah yang menjurus lebih kurang Utara – selatan.
Dari ketiga gunung tersebut Gunung kelimutu merupakan
kerucut tertua dan masih memperlihatkan aktivitas sampai sekarang yang
merupakan kelanjutan kegiatan gunung api tua Sokoria.
Tubuh gunung Kelimutu dibangun oleh batuan Piroklastika
(bom, lapili, scoria, pasta, abu, awan panas, daan lahar) serta lelehan lava. Permukaan
lerengnya berkembang ke araah timur, tenggara dan barat daya dengan tofografi
kasar sedang dibangun oleh aliran piroklastika dan lahar serta lelehan lava
andesit, penyebaran lereng barat selatan berelief sedang, dibangun oleh
kegiatan Kelimutu muda tapi terhalang oleh G. Kelibara, edangkan lereng barat
dan utara memperlihatkan morfologi berelief kasa.
Pada puncak Kelimutu terdapat 3 buah sisa kawah yang
mencerminkan perpindahan puncak erupsi. Ketiga sisa kawah tersebut kini berupa
danau kawah dengan warna air yang berlainan daan mempunyai ukuran diameter yang
berfariasi, bernama Tiwu Ata polo ( danau coklat sekarng ), Tiwu Nuwa Muri Ko’o
Fai ( danau biru sekarang ), dan Tiwu Ata Mbupu ( danau hijau tua sekarang ).
Tiwu Nuwa Muri Ko’o Fai |
Tiwu Ata polo |
Tiwu Ata Mbupu |
Sumber : Direktorat
Vulkanologi Ditjen Geologi dan Sumber Daya Mieral, 1990
No comments:
Post a Comment