Saturday, June 28, 2014

Nahkoda Indonesia

Ini dia makna yang bisa di ambil dari penggalan materi stand up dari Abdur tentang pemimpin - pemimpin di indonesia...



Indonesia bagaikan kapal tua yang berlayar tak tau arah. Arahnya ada tapi nahkoda kita yang tidak bisa membaca, mungkin dia bisa membaca tapi tetapi tertutup hasrat membabi buta. hasyat untuk menghidupi keluarga, saudara, kolega, dan mungkin istri muda.indonesia memang bagaikan kapal tua dengan penumpang yang berbagai rupa ada yang dari sumatera, jawa, sumbawa, madura, hingga papua yang bersatu dalam nusantara.  enam kali sudah kita ganti nahkoda tapi masih jauh dari kata sejahtera.

Nahkoda pertama sang proklamator bersama hatta, membangun semangat pancasila dan terkenal dikalangan wanita, ia pernah berkata mampu guncangkan dunia dengan 10 pemuda.

Nahkoda ke dua, 32 tahun berkuasa datang dengan program yang bernama pelita, bapak pembangunan bagi mereka bagi saya tidak ada bedanya, penumpang bersuara berakhir dipenjara atau hilang dilautan tanpa berita.

Nahkoda ke tiga sang wakil yang naik tahta mewarisi pecah belahnya masa ORBA, belum sempat menjelajah samudera ia terhenti di tahun pertama. dibanggakan di eropa dipermainkan di indonesia, jerman mendapatkan ilmunya, sedangkan indonesia mendapatkan antrian panjang untuk menonton filmnya.

Nahkoda ke empat sang kyai dengan hati terbuka.ia terhenti ketika sidang istimewa ketika tokoh-tokoh negeri merebutkan istana.

Nahkoda ke lima nahkoda pertama seorang wanita, dari tangan ibunya bendera pusaka tercipta.

Nahkoda ke enam, dua kali pemilu mengungguli suara dua kali disumpah atas nama garuda, tapi itu cuma awal cerita, cerita utamanya terpampang dibanyak media. Lapindo, Munir, hambalang, kami menolak lupa.

Sekarang 2014 telah tiba, sa'atnya kita kembali memilih nahkoda. pastika memilih pemimpin yang mengerti bhineka tunggal ika bukannya boneka milik amerika. dan inilah cerita kapal tua kita.